Kamis, 24 Mei 2012

Berbagi dan Mencari

Harusnya saya udah tidur, tapi kali ini saya ingin berbagi.
Salah satu definisi bahagia untuk saya adalah ketika saya berbagi, berbagi apapun, minimal senyum saya. Dan..saya senang bahagia, saya senang untuk berbahagia.

Empat hari kemarin, disaat orang-orang menghabiskan waktunya untuk berlibur panjang, bertemu dengan keluarga, kawan, saudara atau bahkan menghadiri acara pernikahan. Kali ini, untuk kesekian kalinya saya bersyukur, saya bisa menghabiskan long weekend ini dengan penuh makna dan bahagia.

Kembali ke dunia sempurna, suatu laboratorium dan (tidak berlebihan) saya sebut ini adalah perjalanan hati. Seorang teman pernah berkata, saat kamu mencari, yang terjadi adalah pencarian ke dalam diri. Seperti ikan yang bergerak layaknya mencari air, padahal air adalah dirinya, lingkungannya. Tidak ada yang salah dengan ikan ini. Mencari kadang baik, dari pada jalan ditempat. Mencari untuk memastikan.

Berbagi dan mencari. Dua kata yang menjadi perhatian saya saat memulai perjalanan hati ini. Dunia yang melibatkan banyak orang yang juga mencari atau hanya ingin sekadar merasakan. Terserahlah. Tapi satu yang aku salut, mereka mau bersusah-susah, berada di level ketidaknyamanannya dan sedikit bersabar untuk apapun yang mereka cari di dunia sempurna ini.

Dan saya...berada di dunia ini, ikut menyaksikan perubahan dasyat orang-orang hebat, suatu anugrah yang entah bagaimana lagi saya harus syukuri. Aura-aura bahagia, muka yang berbinar, semangat yang memucah, kelimpahan...begitu saya rasakan disini. Pelajaran yang paling berharga saat itu adalah belajar dari pengalaman orang-orang disekitar, merasakan aura dan energi mereka. Energi baru. Kebangkitan. Atau apapun itu namanya. Tanpa kata, tanpa bicara hanya tatap mata yang mewakili, menyambungkan energi satu sama lain.

Aku tidak perlu mencari seperti anjing yang mengendus untuk tahu keberadaan tulang. Cukup aku rasakan, maka aku menemukan. Bagaimana caranya? benarkah kamu menemukan? Gila, Bulshit lah!, Teorinya gimana? Satu yang aku pelajari, "Don't think, just feel it". Ya, rasakan saja..tidak perlu di analisis, tidak perlu difikirkan, cukup rasakan.

"Saya belajar totalitas dan fokus"
"Saya belajar berani, jujur dan berdamai dengan diri sendiri'
"Saya belajar mendengarkan, menggunakan dua telinga saya dari pada satu mulut saya"
"Saya berani untuk mempunyai mimpi"
"Batasan saya hanyalah Tuhan"
"Mimpi adalah bagaimana saya menjalani hidup, saya lebih baik tidak hidup daripada tidak punya mimpi"
"Saya belajar melepaskan Kepercayaan-kepercayaan yang selama ini menghambat diri saya"
"Bukan apa yang kamu tahu, melainkan apa yang kamu lakukan dengan apa yang kamu tahu"
"Fokus lah pada tujuanmu, maka cara akan mengikuti"

Dan masih banyak lagi...
kamu tahu rasanya kembali fitri...dan itulah aku saat ini.

Terimakasih kalian, terimakasih keluargaku. I'm so blessed.
Annisa.






1 komentar:

  1. kita menulis sesuatu yang bunyinya berbeda, tapi maknanya sepertinya sama :)

    BalasHapus