Senin, 03 November 2014

Once you decided to get married

Hi....
Now I am not really focus to work, hahaha. Busy with this new product, new formulation and this product launching stuff. Bulak balik Jakarata-Bandung, trial di Pabrik Bandung dan dengan semua persiapan pernikahan.

Now everythings is on my head. Berbicara tanpa bergantian

I wanna share, but wait dari mana ya... this too amazed me, Allah really bless me

Singkat kata.. I am gonna married like soon! Alhamdulillah.

Jadi lucu kalau inget-inget jaman dulu. It always to be a funny story di balik mewek-mewek gara-gara patah hati dan gagal move on. Episode gagal move on yang gak beres-beres, eh pas udah move on sampai bisa lari 12 keliling sabuga dalam 12 menit saja sambil senyum-senyum, padahal pas TPB aja mata kuliah olahraga dapet nilai C, tapi berujung patah hati juga, di Negeri orang galau-galau di kedutaan. Episode Amirah yang gak beres-beres! Drama Agus dan Lani (peran di film Jomblo) yang ternyata -oh ada ya di dunia nyata ini dan terjadi sama gw- yang sampai akhirnya tersadar kalau gw sedang menyakiti diri sendiri dalam dan lebih dalam lagi kalau terus bertahan.
 
Sampai akhirnya kosong, sepi, sedih dan bertanya, apa mau si wanita ini?.
 
Untung nya gw saat itu masih sadar kalau ada sang Maha Pengasih yang akan membimbing gw. Sedikit capek juga dengan drama-drama gak penting ini, dengan hopeless romantic stuff ini, dengan segala potensi diri yang sepertinya dimatikan dengan gagalnya move on. Gw tahu apa yang harusnya dilakukan, apa yang boleh dan tidak boleh, sehingga saat itu bulat tekad gw untuk. Menikah. Bukan, bukan pelarian, bukan karena capek, tapi apalagi yang harus kamu khawatirkan jika semua nya sudah Ia beritahu jalannya. Mudah bukan?
 
Saat itu bertepatan dengan menjelang akhir tahun. Gw merasa harus ada suatu perubahan besar, suatu maneuver dan breakthrough yang akan membawa gw pada perubahan besar di tahun mendatang. Ya! gw harus melakukan sesuatu terobosan, entah apalah itu.
 
Hingga datanglah seorang M. Satya Oktamalandi, seseorang yang dikenal dulu, dimudahkan datangnya, untuk menawarkan diri menjadi Imam si wanita bingung namun penuh keyakinan ini. Balik lagi lah ya gw menjadi wanita pemikir, penakut, gagal move on, takut mencoba, terjebak masa lalu, you name it. Sempet mau mundur?? jangan ditanya! sempet gak mau? apalagi! keluarga aneh dan tidak mendukung? more likely!
 
Semua bergejolak saat si lelaki itu datang. oh please, memutuskan menikah, tanpa tahu siapa dia, semua berjalan begitu cepat, orang tua konvensional, itu tidak mudah. Tapi entah kenapa semua nya begitu mudah, terus melaju pada niat besar diawal dan percaya bahwa semua akan baik-baik saja. Cukup ikuti. percaya. Dan lalukan yang terbaik. Jika ini adalah untuk mu, maka ini adalah untuk mu.
 
Maju dan terus melaju, apapun yang dirasakan kami berdua, kami terus maju dengan mudahnya...sampai akhirnya 2 bulan lagi aku akan menikah! dan sekarang beberapa list nomor telfon tempat resepsi sedang aku hubungi satu-persatu ditengah jadwal trial yang mencekik ini.
 
Oh God. seems everybody getting married on that month, there no venue are available. Hiks..

#latepost
 

Minggu, 27 April 2014

Thousand Steps Closer

Kenapa nangis ya? sesengukan, waktu ditanya mau jadi bagian terpenting dalam hidup nya. Dengan menatap dalam matanya, aku hanya diam lalu semua memori seketika bermunculan satu-satu dengan random nya, semua mimpi dan cita-cita sepetinya di depan mata, ada rasa takut, ragu dan tidak percaya. Tidak menjawab... hanya menangis.

Muncul pula rasa sakit di hati yang sepertinya masih tinggal, lalu bibir mulai bergetar disusul air mata yang mengalir ke pipi. Saat itu bukan menagis karena rasa sakit di hati, tapi rasa syukur yang tidak bisa di bendung, karena seseorang di depan ku malam itu, didatangakan oleh Tuhan dan membuat aku begitu berharga, setidaknya mengingatkan aku bahwa aku begitu berharga dan tidak perlu diingkari bahwa Allah Maha Baik. Sakit di hati rasanya tersapu oleh rasa syukurku.

Ragu, takut dan tidak percaya, aku atasi secepat jentikan jari dengan mengingat bahwa saat ini aku hanya percaya bahwa Allah sudah merencanakan semua nya untuk aku maupun dia. Kekhawatiran di masa depan dan ketakutan akan selalu ada, tapi aku hanya percaya dan aku pegang kuat-kuat, jika memang dia jodohku, dan aku jodoh nya, semua akan baik-baik saja.

Bagi aku, bertemu dengan nya, bukan lagi satu langkah menuju apa yang aku cita-citakan yaitu mengharap Ridha Allah SWT, dalam jalan Rosul, tapi insyaallah ribuan langkah. Semoga langkah aku dan kamu tetap lurus pada satu-satu nya tujuan yaitu Allah.

Tetap berdoa ya, Kak :)


Kamis, 06 Februari 2014

We Can't See People Just by the Cover

Sering banget denger kata-kata "Dont judge people by its cover". Jangan menilai orang hanya dari kelihatannya. Klasik! belum tentu yang penampilannya buruk, hati nya buruk dan belum tentu yang penampilannya baik, sopan, keliatan pintar, memang kelihatannya demikian.

Bagi Gw bukan hanya, jangan menilai orang dari luar nya saja, but We really cant see people just by the cover. Entah lah, itu adalah dua hal yang berbeda atau bagaimana, yang intinya menurut Gw, mata akan selalu terbutakan.

Sampai Gw benar-benar jauh lebih dalam, sering nya gw menemukan bahwa penilaian gw terhadap cover itu adalah salah.. termasuk saat gw menilai cover yang Indah.

So, we cant see people just by the cover, it wont works.